Maaf, aku menjadi sepengecut ini.
Aku hanya tak tahu dengan cara apalagi aku bisa berpamitan tanpa melukai perasaan.
Jika bukan perasaanmu, biarlah perasaanku saja yang terluka.
Maaf, aku pergi sebab kali ini aku sungguh menyerah, kupikir aku akan merasa biasa saja nyatanya aku salah. Aku tak bisa berpura-pura lebih lama.
Maaf, aku pernah sebegitunya mengusik hidupmu.
aku bahagia pernah kamu bolehkan mengenal duniamu walau hanya sebentar dan sekadar.
Maaf, aku yang tak tahu diri, tak pernah mengaca siapa aku ini, tak seharusnya perasaan ini ada, tak seharusnya ia kupelihara sampai lama.
Maaf, aku belum bisa membunuh lalu mengubur dalam-dalam semua tentang kamu di kepalaku.
Namun aku berusaha, aku menjauh agar cepat lupa.
Kali ini, jangan kuatir, aku tahu bagaimana caranya mundur teratur.
bukan salahmu, jangan pernah menyalahkan dirimu.
kamu tak pernah memberi harapan, hanya khayalanku saja yang ketinggian.
hanya aku yang tak tahu diri, sebab mencintaimu hingga sebesar ini.
Aku pergi, ya
Kamu harus bahagia,
tetap semangat,
makan juga jangan telat.
Sampai jumpa pada kebetulan-kebetulan berikutnya.
—SatuHuruf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar