Total Tayangan Halaman

Senin, 11 Desember 2017

Di dalam

Pada molek tubuhmu yang pasrah
aku kerap merasa resah—
begitu pula desis saat berdesah
seketika lenyap keluh dan kesah.

Pada molek tubuhmu yang mulus
aku kerap merasa haus
berdiri di atas nafsu
bertameng pedang siap diadu.

Memandangi tubuhmu yang segar
tak jarang aku menjelma makhluk lapar
menginginkan cinta juga perhatian
dari kamu—gadis idaman.

Pada malam kelam kali ini
aku dan kamu—kita menyatu
memasuki relung diri masing-masing
sampai pada saatnya aku bertanya,
              “di dalam, atau di luar?”
              





       —yourbae
          Lain kali, jangan lupa kunci pintu, ya?
          agar tenang saat kita perang.

           ••••••••

Senin, 27 November 2017

Kamu bodoh

Nilai fisika mu 0, nilai matematikamu 0, nilai kimiamu 60, nilai biologimu pas di KKM.

Kamu mengutuk dirimu. Begitu juga orang-orang disekitarmu.

“Bodoh”

“Bikin malu nama orangtua”

“Kamu pas UN nyontek, ya?”

“Kok kamu bisa lulus SD?”

Dan kawan-kawannya.

Kamu remedial di mata pelajaran tersebut. Kamu terlihat bodoh saat mengerjakan soal. Kamu tidak bisa apa-apa, bahkan menulis nama pun rasanya tak pantas.

Lalu kamu berada di peringkat paling akhir dikelas. Kamu diolok-olok, dicaci maki, dihina, dan orangtuamu dicap gagal.

Kamu terdiam dan tak berkutik lagi. Kamu anggap kamu bodoh, dan orang sepertimu tak pantas hidup. Kamu hanyalah sampah masyarakat. Kamu beban, percuma orangtuamu menyekolahkan.

Kamu pasrah, dan percaya bahwa kamu adalah apa yang dikatakan orang-orang itu.

Ya.

Kamu memang bodoh.

Sangat bodoh.

Kamu bodoh, karena kamu menganggap dirimu bodoh. Kamu bodoh, karena kamu percaya dengan semua kata-kata mereka. Bodohnya kamu, masih memaksakan diri untuk memahami suatu hal.

Kamu bodoh, karena kamu tak tau batas kemampuan serta bakat dan minatmu.

Jika kamu tak pandai menghafal ribuan rumus fisika, bukan berarti kamu tak bisa menendang bola sampai ke gawangnya.

Jika kamu tak pandai mencari nilai X pada logaritma, bukan berarti kamu tak bisa melukis pemandangan yang indah.

Jika kamu tak pandai membuat struktur lewis suatu unsur, bukan berarti kamu tak bisa berdebat bahasa inggris dengan lancar.

Jika kamu tak pandai dalam satu bidang, bukan berarti kamu bodoh dalam semua bidang.

Kamu itu pintar.

Kamu itu bijaksana.

Carilah jati dirimu,

dan kau akan berhasil di masa depan.

Kamu tidak bodoh, mereka yang bodoh karena menganggapmu bodoh.

—Kamu tidak bodoh,
Arcturus.
#24HoursDiary
#HarianArcturus

(ps; ditekankan sekali lagi ini namanya kiasan, jadi jangan terlalu dibawa serius intinya saya cuma berpesan agar orang-orang yang merasa dirinya bodoh itu tidak down dan harus tetap semangat, saya tidak menekankan bahwa orang harus pasrah dengan “kebodohan” jadi ada baiknya memahami makna dari tulisan saya yang masih jauh dari kata sempurna ini kurang lebihnya mohon dimaafkan :D)

Ps. Hampir sama yg terjadi dikehidupan saya dan slealu terulang setiap kenaikan kelas.

Triangle love

Dari : Cowok yang dulu ketika mahasiswa sering jadi MC tapi nggak ikut kepanitiaan
Untuk : Sahabatku yang kamu mintaku untuk jadi MC walaupun udah lulus
Pesan :
Kita sama sama udah wisuda.
Dulu kamu yang sering ikut kepanitiaan selalu merekomendasikan aku buat jadi MC di acaramu.
Kemarin aku seneng banget coba dapet WA mu. Disaat aku lagi jenuh - jenuhnya sama kerjaan.
"Bro.. mau jadi MC nggak di acara kawinan ku"
Isi pesan yang membuat aku seneng banget.
Sahabatku nikah. Tidak hanya hadir tapi aku jadi MC.
Setelah ku pikir" kamu nikah duluan ya. Semenjak aku putus sama mantanku rasanya aku selalu fokus ke karier.
Aku siap" buat mengiyakan permintaanmu.
Tapi ternyata kamu kirim undangan via wa.
Ada nama mantanku disana.
Ternyata istrimu nanti itu adalah mantanku yang dulu.
Tapi santai aja.
Aku tetep jadi MC kok.
Selamat ya.
Dulu kita bertiga sama sama dari almamater ini kan.

(Dikutip dari Draft SMS UGM hari isnin tanggal 27 november 2017 jam 10.27 pm)

Ps: siapapun kamu semoga kisah kita tidak senasib.

Minggu, 19 November 2017

Menjelaskan Komunisme pada Anak

“Ayah, komunisme itu apa sih?” tanya Ghifari, anak saya yang sekolah di SMP kelas 1.

“Kamu sedang belajar soal itu di sekolah?”

“Nggak sih, pengen tahu aja. Kata temenku, komunis itu nggak bertuhan.”

“Wah, salah itu. Yang nggak bertuhan itu ateis, bukan komunis. Komunis itu aliran pemikiran ekonomi dan politik. Tidak ada hubungan dengan agama dan Tuhan. Hal penting yang harus kamu ingat, ada banyak orang ateis yang tidak komunis. Mereka kapitalis. Sebaliknya, banyak orang komunis yang tidak ateis. Yang muslim aja banyak kok.”

“Oya? Ada komunis yang muslim?”

“Iya. Dulu pemimpin Partai Komunis Indonesia banyak yang muslim kok. Aidit itu muslim. Setidaknya ia berasal dari keluarga muslim. Entah setelah dia jadi pemimpin PKI, dia masih muslim atau tidak. Di Arab juga ada partai komunis.”
Lalu saya ceritakan sejarahnya.

“Dulu manusia bekerja dengan alat-alat sedehana, menghasilkan barang dalam jumlah sedikit. Maka kalau ada perusahaan membuat barang, hasilnya sedikit saja. Karena itu perusahaan tidak ada yang besar. “

“Pada abad XVII James Watt, kamu pernah dengar?”

“Iya, yang bikin mesin uap itu ya?”

“Iya, dia menciptakan mesin uap, yang kemudian dipakai di pabrik-pabrik. Dengan bantuan mesin ini, pekerjaan menjadi lebih cepat. Ini memicu penciptaan berbagai jenis mesin lain. Kerja di pabrik jadi lebih cepat, dan dihasilkan lebih banyak barang. Maka perusahaan-perusahaan membesar dengan cepat. Ini yang disebut Revolusi Industri.”

“Karena Revolusi Industri, orang-orang jadi giat mengumpulkan uang untuk modal, dan mendirikan perusahaan. Maka tumbuhlah berbagai jenis perusahaan. Tidak hanya industri, tapi juga perusahaan perdagangan. Mekanisme kerjanya banyak memakai gagasan Adam Smith. Tumbuh kembangnya perusahaan, mengumpulkan modal untuk mendirikan perusahaan, ini yang disebut kapitalisme. Kapital itu artinya modal. Para pemilik modal disebut kapitalis.”

“Kapitalisme memicu pertumbuhan ekonomi yang cepat. Industri berkembang pesat. Pemilik modal mendirikan banyak perusahaan. Yang tidak punya modal bekerja pada mereka. Tahu nggak, sebagai apa?”

“Sebagai buruh. “

“Betul. Nah, para kapitalis ini banyak yang tamak. Mereka ingin dapat keuntungan besar, dengan cara memeras para buruh. Para buruh dibayar dengan sangat murah.”

“Waduh.”

“Ya, akibatnya, terjadilah kesenjangan. Kaum kapitalis menjadi sangat kaya, buruh yang diperas sangat miskin.”

“Nggak adil, dong.”

“Memang. Maka kemudian muncul seorang pemikir Jerman bernama Karl Mark. Ia mengritik sistem kapitalisme melalui buku berjudul Das Kapital. Artinya The Kapital. Ia mengritik kapitalisme.”

“Gagasan Karl Mark adalah menciptakan sistem yang adil bago kaum buruh, yang dia sebut proletar. Kaum proletar harus menguasai alat produksi, yaitu peralatan yang dipakai untuk bekerja. Mereka punya mesin, dan menghasilkan barang dengan mesin itu. Sederhananya, mereka ikut memiliki perusahaan. Ia ingin ada pemerataan, bukan kesenjangan. Bagus nggak menurut kamu?”

“Bagus, dong.”

“Iya, tujuannya bagus. Tapi pelaksanaannya berbeda. Marx mengusulkan agar perusahaan tidak dimilki oleh perorangan, tapi dikelola oleh negara. Tidak boleh ada swasta. Semua urusan diserahkan kepada negara. Hasilnya dibagikan ke rakyat.”

“Berdasarkan gagasan ini di Rusia terjadilah revolusi, yang kemudian menghasilkan negara komunis. Kelak negara ini berkembang menjadi Uni Sovyet, gabungan dari sejumlah negara di sekitar Rusia. Lalu banyak negara Eropa Timur yang menjadi komunis.”

“Di satu sisi banyak negara seperti Amerika, Inggris, Perancis, dan lain-lain berkembang sebagai negara kapitalis. Maka dunia terbelah dua, yaitu blok komunis dan kapitalis. Ada negara yang terbelah dua pula, seperti Jerman, jadi Jerman Barat dan Jerman Timur. Vietnam terbelah antara selatan dan utara. Demikian pula Yaman.”

“Negara-negara komunis sayangnya tidak berjalan dengan baik. Segala sesuatu yang diatur pemerintah ternyata tidak memicu pertumbuhan yang baik. Itu ditambah lagi dengan masalah korupsi. Pemerintah komunis umumnya diktator.”

“Diktator itu apa?”

“Mereka memerintah semaunya, suka-suka sendiri. Akibatnya, banyak korupsi. Alih-alih membuat pemerataan, malah menimbulkan kesenjangan. Kini kesenjangannya antara elit pemerintah dengan rakyat biasa.”

“Karena keadaan itu, akhirnya komunisme gagal. Uni Sovyet bubar di tahun 90-an. Diikuti dengan berubahnya negara-negara komunis Eropa Timur. Yang bertahan hanya beberapa, yaitu Cina, Korea Utara, Cuba, dan Vietnam.”

“Jadi, komunis itu sudah nggak ada?”

“Ada. Tapi sudah banyak berubah. Di Cina sekarang banyak perusahaan swasta yang besar. Ini bisa kita sebut modified communism, komunisme yang dimodifikasi.”

“Tidak cuma komunisme yang berubah. Kapitalisme juga. Pemerintah kapitalis juga mengubah sistem, agar lebih merata. Para kapitalis diatur agar tidak seenaknya. Mereka dipajaki tinggi, tanahnya dirampas negara, dipakai untuk kebutuhan bersama melalaui program land reform. Ini yang kemudian dikenal dengan welfare state, atau negara kesejahteran.”

“Jadi sekarang tidak ada lagi komunis murni, juga tidak ada kapitalis murni.”

“Di Indonesia gimana?”

“Dulu ada Partai Komunis Indonesia atau PKI, didirikan di zaman Belanda, berjuang untuk kemerdekaan.”

“Oh, PKI itu juga berjuang?”

“Iya. Mereka pernah memberontak pada Belanda tahun 1927.”

“Lalu kenapa jadi jelek?”

“Itu sisi persaingan politik. Tahun 1948 ada konflik, yang sebenarnya di dalam tubuh militer. Terjadilah peristiwa saling bunuh. Yang PKI dan bukan PKI berkonflik. Tahun 1965 juga begitu. Itu disebut pemberontakan, tapi ada juga yang menyebutnya sebagai konflik internal di kalangan militer. Karena peristiwa itu PKI kemudian dilarang, dan dianggap jelek.”

“Beberapa hal penting yang harus kamu ingat, komunis itu bukan ateis. Ia mazhab pemikiran ekonomi politik.”

“Tapi kenapa disebut ateis?”

“Itu karena ada pernyataan Marx yang menyebut agama itu candu. Maksudnya adalah agama, yang terlalu fokus pada akhirat, sering membuat orang lalai, dalam hal ini kaum proletar, dalam memperjuangkan nasibnya. Itu bukan ajaran untuk memusuhi agama. Sebuah peringatan saja.”

Credit to Kang H Idea

Jumat, 17 November 2017

INDONESIA NEGERI YANG LUCU.


“Seru gak tinggal di Indo?”

“Seru .”

“Serunya gimana?”

“Seru banget malah! Bayangin deh, ada artis lepas hijab, terus kayak serasa malaikat turun gitu dari langit pada sibuk komen di Youtube atau Instagram gitu. Terus apalagi urusan selangkangan, bukan main. Gimana gak seru? Orang gak mesum ditelanjangin. Katanya sih ya, biar jera. Padahal, itu yang nelanjangin juga pengen liat perempuan telanjang gratis sih ya? Seru ‘kan? Terus nih ya, adalagi urusan boikot memboikot. Dari gerai minuman di boikot, terus ada merk otomotif, terus yang baru ada yang boikot aplikasi travel gitu deh. Padahal nih ya, itu orang-orang yang teriak boikot-boikot tiap hari pake produknya. Ohiya, belom lagi urusan Agama. Di sini Agama dipake buat jual beli, Seru ‘kan? Iyalah seru, banyak tontonan di sini.”

“...............”

Minggu, 12 November 2017

Peka

Lu ngga peka iiih!

*Panjang si, tapi buat lu yang merasa kurang peka, tolong baca sampe abis.. plis!

Pernah ga si..
lu tiba2 bangun tengah malem karna banyak nyamuk, atau kebelet kencing? Itu tu Allah lagi kangen sama lu, pengen lu curhat di sepertiga malam, tapi abis kencing.. lu tidur lagi
#pekadong

Pernah ga si..
Lu merasa bangga karna lu udah berhasil ngebangun suatu organisasi yang bermanfaat? Padahal dengan ada atau ngga adanya lu, organisasi itu bakal tetep ada (karna udah ditulis di lauhul mahfudz) Allah ngasi pilihan aja ke lu buat ngejalaninnya
#pekadong

Pernah ga si..
Lu diingetin terus sama orang, ditegur terus sama orang, dan lu marah? Padahal itu salah satu bentuk pengabulan doa lu yang lu baca tiap sholat "Ihdinashiraatol mustaqim" (ya Allah tunjukilah aku jalan yang lurus)
#pekadong

Pernah ga si..
Lu merasa berjasa ketika abis sedekah ke orang lain? Padahal itu emang udah ditetapin jadi rezekinya dia, jalurnya aja lewat lu
#pekadong

Pernah ga si..
Lu kayak dapet masalah terus, ga abis-abis? Itu tu cara Allah buat nguatin lu dan ngangkat derajat lu (mungkin lu pernah berdoa biar lu jadi orang yang kuat/sabar, nah gini ni salah satu bentuk pengabulannya)
#pekadong

Pernah ga si..
Lu kalo sholat susah banget khusyunya (padahal udah berusaha)? Istighfar bro, tobat! Dosa2 lu masi ngalangin lu dari khusyu
#pekadong

Pernah ga si..
Lu sering maksiat ni, tapi rezeki lu lancar-lancar aja, lu tambah sukses malah.
Hati-hati bisa jadi itu Istidraj (kenikmatan yang diberikan, dan ngebuat lu semakin jauh dan lupa sama Allah) nah dibalesnya "disana" dah
#pekadong

Pernah ga si..
Lu tiba-tiba aja gitu dapet musibah (jatohlah, ketabraklah, ketusuklah, sakitlah..) apapun itu, Allah berarti lagi pengen ngurangin dosa lu, (bukankah seorang muslim yang tertimpa musibah diampuni dosa2nya seperti daun yang berguguran?) dan kalo Allah mencintai hambanya, Allah segerakan adzabnya di dunia
#pekadong

Pernah ga si..
Lu baru pengen maksiat ni, tiba-tiba dateng temen lu, atau tiba-tiba lu ngeliat poster dakwah, atau tiba-tiba lu inget mati? Itu tu sinyal dari Allah buat ngalangin lu dari maksiat
#pekadong

Pernah ga si..
Lu lagi sakit, terus lu mohon-mohon sama Allah minta disembuhin? Nah cara Allah nyembuhinnya tu ngga tiba2 lu sembuh gitu aja, tapi Allah ngebimbing lu ke dokter yang terbaik, ngasi resep yang terbaik, dan akhirnya Allah ngasi kesembuhan dah lewat dokter/resep itu
#pekadong

Pernah ga si..
Dalam hidup ini lu dipertemukan sama orang-orang sholeh, bahkan berteman dan bersahabat dengan mereka? Nah itu salah satu cara Allah buat ngebawa lu ke arah yang lebih baik
#pekadong

Pernah ga si..
Lu diIngetiiin terus sama temen-temen lu yang sholeh sampe lu jengkel? Itu berarti temen lu, ga mau temenan di dunia aja, tapi pengen ngumpul lagi di surga
#pekadong

Pernah ga si..
Lu ngeluhin kondisi fisik lu "kok gua pesek ya? Kok gua pendek ya? Dll. Padahal Allah (pencipta lu) tau banget apa yang terbaik buat lu, artinya kalo lu mancung nanti jadi bermasalah, kalo lu tinggi, juga kurang baik buat lu, dll
"Dan Allah telah mencipatakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-baiknya"
#pekadong

Allah (pencipta lu), tau banget apa yang terbaik buat lu, dibanding diri lu sendiri

Bukan cuma lu si, gua pun masi kurang peka, semoga kita bisa lebih peka lagi... sama Allah

Allah tu ngasinya sinyal-sinyal, gmna kitanya aja ni
#pekadong

Jumat, 03 November 2017

Hidup

halo kamu yang sedang baca tulisan ini.
apa kabar?
sudah bahagia hari ini?

kalau kamu merasa lelah dan mau mati,
ingatlah bahwa kita aja mungkin belum kenalan.
atau mungkin kita udah kenal tapi udah lama ga ketemu, jadi apa ga kangen dan rencanain ketemuan?

hidup yuk?
emang sih hidup itu bikin capek,
terus suka banyak yg nyalahin kita lagi,

tapi kamu cuma satu di dunia ini loh,
kalau kamu ga ada, aku nyari kamu kemana lagi?

hidup yuk?

Persamaan

  Tadi pagi, kita sama-sama memanaskan mesin motor. Bedanya, motormu untuk cari ilmu, sementara motorku untuk cari uang.

  Sementara kau kuliah agar bisa kerja, aku kerja agar bisa kuliah. Kalau kau butuh ilmu untuk uang, aku butuh uang untuk ilmu.

  Kau kumpul dengan kawanmu di kafe tersohor, pesan makanan ringan dan minuman segar (yang harganya layak didemo), hanya untuk mengetik tugas dan membahas betapa menyebalkannya para dosen yang telah beruban.

  Aku kumpul dengan rekanku di warkop tak bernama, comot gorengan dan mengacungkap satu jari pertanda hendak pesan kopi hitam segelas. Menanti penumpang sambil berdebat tentang 'apa maunya dunia'.

  Kau pulang dengan badan yang masih baik-baik saja, tapi menggerutu bilang kegiatan belajarmu itu melelahkan. Aku pulang dengan punggung yang ngilu akibat harus duduk lebih dari sepuluh jam, tapi dengan bangga bilang hari ini pekerjaanku menyenangkan.

  Kau bilang, "Aku tak punya penghasilan sepertimu."

  Aku bilang, "Aku tak punya orang tua sekaya orang tuamu."

  Alah, apa guna aku iri atasmu. Yang kau punya belum tentu yang  mampu kau raih. Yang kujalani belum tentu mampu kau tiru.
 
*dikutip dari line

Kamis, 02 November 2017

Mimpi

Kamu dengan mimpimu,
Aku dengan mimpiku—ya, kamu.
Ke mana pun kamu bermimpi, aku ikut.

Sesederhana itu.
Tinggal kamunya saja,
Mau kuikuti, atau tidak?

  Karena bersamamu adalah candu.
  Di sisikulah, selalu.

Minggu, 17 September 2017

Yg salah nafsu malah nyalahin orang lain

"Kasus pemerkosaan terhadap wanita tanpa identitas (24), masih dalam tahap penyidikan. Kini tersangka masih diproses."

"Pantas saja! Lagian, tidak berpakaian sopan, tertutup, atau apalah yang penting tidak mengundang kejahatan!"

------------------------------------------

Namaku Putri.
Tidak mampu duduk di bangku SD kelas 4, seperti teman-teman yang lain.
Kegiatanku sehari-hari hanya membantu Ibuku; mulung plastik yang berserakan di pinggir jalan.
Kadang, Ibu meninggalkanku di daerah dekat pasar sehingga dia bisa jalan menyusuri perumahan orang untuk mengais tempat sampah mereka. Hal ini Ibu lakukan agar sampah yang kami dapat lebih banyak, dibanding harus sama-sama pergi ke satu tempat dalam waktu bersamaan.
Hingga pukul 10 malam, aku menunggu dekat minimarket untuk Ibu jemput.
Bapakku pergi meninggalkan kami berdua, bahkan sebelum aku lahir.
Kata Ibu, mereka bahkan tidak menikah. Aku tidak mengerti apa yang terjadi saat itu. Namun, Ibu pun tidak melanjutkan ceritanya.
Aku bersyukur, punya Ibu yang masih mau merawatku.
Dalam satu hari, Ibu harus berjalan mengelilingi Pamulang, daerah tempat tinggal kami, demi mendapat upah Rp 25.000 hasil mengumpulkan plastik. Uang itu Ibu gunakan untuk membeli makan saja.
Kira-kira dalam satu hari, syukur kami bisa makan sekali. Beli di Warteg; nasi, tahu,tempe, dan minum gratis— sebesar Rp 6000 per porsi.
Kadang kami juga tidak makan karena upah Ibu terlambat diberikan.
Ibu memang menabung, tapi kalau sudah 3 hari upah terlambat diterima, tabungan Ibu habis lagi untuk beli makan kami.

------------------------------------------

Setiap malam, aku menunggu Ibu di minimarket.
Berharap Ibu sudah membeli makanan, agar kami tidak perlu berjalan jauh lagi untuk mencari Warung Tegal yang masih buka.

------------------------------------------

Malam itu, aku seperti biasa duduk di parkiran minimarket.
Tiba-tiba ada seorang perempuan tua melihatku dan bertanya tentang aku dan Ibu.

"Orang tuanya mana, Dek?"

"Ibu mulung, ini saya lagi nunggu."

Setelah dia bertanya beberapa hal, aku melihatnya kembali masuk ke minimarket dan keluar memberikanku beberapa roti dan susu.

"Dek, nih untuk kamu sama Ibumu." Katanya sambil memberikan uang Rp 100.000

Terlalu banyak dan aku sempat menolak, tapi katanya aku pantas menerimanya. Perempuan itu merasa kasihan mendengarku yang harus duduk di pinggiran jalan setiap malam dengan angin dingin berhembus— tanpa jaket menghangatkan; hanya baju kaos besar lusuh dan tipis, menjadi penutup tubuh kecilku.

Sama halnya dengan Ibu, kaosnya tipis dan hanya memakai celana selutut.
Pakaian kami compang-camping. Maklum, kami hanya mendapat baju baru dari tempat sampah rumah orang, yang keadaannya juga tidak lagi utuh.

Perempuan itu akhirnya pamit pulang. Di sini, aku masih menunggu Ibu pulang. Tak sabar untuk memberikan uang dan roti ini kepadanya. Pasti dia senang sekali, rezeki dari Tuhan hari ini benar-benar besar.

Tapi malam itu, Ibu tak kunjung datang.
Minimarket bahkan sampai tutup, dan Ibu tak kunjung menjemputku. Angin malam semakin kencang, dinginnya mulai menusuk dan aku menggigil karenanya.

"Ibu mana?" Aku bergumam sendiri sambil sesekali menengok kanan atau kiri, berharap sosok Ibu sudah mendekat.

Tapi tidak. Tidak ada Ibu di sana. Aku mulai cemas dan takut bila sesuatu terjadi pada Ibuku. Apakah dia tersesat? Apakah dia lupa untuk menjemputku di sini? Apakah dia sengaja untuk tidak menjemputku? Tidak mungkin.

Atau mungkin dia pingsan di tengah perjalanan dan tidak ada orang yang menyadarinya?

"Bu, Ibu di mana? Ini ada roti dan uang untuk Ibu. Pulang Bu, Putri takut di sini."

------------------------------------------

Tiga hari berlalu, Ibu tidak menjemputku. Setiap pagi aku ke pasar, tidak kulihat Ibu di sana.

Aku balik lagi ke minimarket seperti biasa, tidak kulihat Ibu di sana.

Ibu pergi. Ibu lupa denganku. Mungkin aku hanya menjadi beban Ibu. Tidak apa, Bu. Maaf, rotinya kumakan karena aku lapar menunggu Ibu.

Ini uang juga sudah berkurang untuk ku belikan makan di warung. Tapi tetap akan ku sisakan untuk Ibu.

Ibu pergi tanpa kabar, yang kuingat hanya senyum terakhir Ibu sambil berkata, "Put, nanti ke minimarket ya jangan lupa. Mulung yang banyak. Jangan nyolong, baik-baik ya. Ibu pergi dulu, nanti dijemput."

------------------------------------------

"Telah ditemukan wanita tanpa identitas dengan usia sekitar 24-25 tahun tidak sadarkan diri, tergeletak di dekat empang milik warga setempat; tidak berbusana namun ditemukan pula pakaiannya tidak jauh dari tubuh wanita tersebut. Diketahui, ia telah diperkosa oleh seorang pria berinisial P (47) yang tertangkap dengan barang bukti dan pengakuan dari beberapa saksi. Saat diperiksa, P mengaku melakukan perbuatan mesum karena wanita ini sedang jalan sendirian pukul 9 malam dengan menggunakan pakaian yang berbayang— menonjolkan pakaian dalamnya dan bentuk tubuhnya.

Bagi teman atau keluarga yang mengenal wanita ini, mohon segera melapor ke kantor polisi. "

Komentar:

"Salahkan wanitanya, siapa suruh pakai baju yang kurang bahan! Wkwkw"

"Tuhkan, makanya jadi perempuan tuh yang bener. Diperkosa gini baru tau rasa lo HAHA"

"Loh, kok malah perempuannya? Ya pelakunya lah. Siapa suruh punya nafsu tidak dijaga!"

"Loh, kok malah pelakunya? Ya perempuannya lah! Siapa suruh pakai baju mini dan ketat?!"

------------------------------------------

-ymm
Jangan salahkan pakaiannya,
hindarilah jadi pelakunya.
#witheredroses

Untuk seseorang yang berhasil menggantikanku. Dari aku, orang yang telah tergantikan.

Tidak usah pakai basa-basi segala.

Ini aku. Yang dulu berada di posisimu. Sekarang sudah diambil alih ya? Bukan. Dia yang memutuskan untuk memilihmu menggantikan aku.
Bagaimana rasanya dicintai dia? Bahagia bukan?
Bukankah kamu merasa menjadi perempuan paling beruntung di dunia ini?
Bagaimana rasanya diperlakukan secara istimewa olehnya?
Aku adalah pecundang sejati yang bahkan tidak pernah bisa mengatakan padanya bahwa aku mencintai dia. Dan ini adalah salah satu lakon pecundangku, aku tidak berani untuk bertemu langsung denganmu dan mengatakan maksudku sebenarnya.

Ini perihal cintaku yang telah memilihmu sebagai tempat hatinya pulang. Aku titip dia. Hatinya sudah pernah patah akibat perempuan tidak tau diri itu. Aku harap kamu tidak seperti itu. Aku harap kamu bisa menjaga hatinya seperti aku menjaga hatinya. Sayangnya, dia tidak memilihku sebagai tempat hatinya untuk pulang.

Hal pertama yang harus kamu ingat, cintaku itu tidak suka pedas. Jangan beri makanan apapun yang rasanya pedas. Atau dia tidak akan makan seharian. Tanpa dia minta, kamu harus berinisiatif untuk membuat atau membeli makanan yang tidaj pedas.

Cintaku itu senang terhadap musik. Luangkanlah waktumu untuk mendengarkan dia bernyanyi. Kalau bisa, pujilah setiap dia bernyanyi, maka dia akan terus bernyanyi sampai tenggorokannya kering. Jangan pernah bosan mendengarkan dia bernyanyi.

Cintaku itu tidak suka novel. Jika kamu mengajaknya ke toko buku. Pastikan toko buku itu menyediakan stan musik juga, supaya dia tidak bosan jika bersamamu.

Tolong ingatkan tugas dan pekerjaan rumahnya. Dia tidak akan mengerjakan tugasnya apabila tidak diingatkan. Beri dia semangat ketika mengerjakan tugasnya. Jika dia membandel dan tidak mau mengerjakan tugasnya, ancam saja dia.

Jangan lupa ajarkan dia matematika. Dia tidak pandai matematika. Jadi, aku harap kamu adalah seseorang yang pandai matematikanya. Tidak hanya matematika, pelajaran lain yang berhubungan dengan hitung-hitungan, kamu harus pandai semua pelajaran hitung-hitungan.

Jika dia sudah memilihmu. Berarti dia menyerahkan seluruh kepercayaannya kepadamu. Jangan sampai kamu kecewakan dia. Sebagai sesama perempuan, aku harap kamu menghargai perasaanku yang sangat ingin berada di posisimu. Berbahagialah dengannya. Cintai dia seperti aku mencintai dia. Jadikan dia pusat semestamu.
Jadikan dia segalanya untukmu.
Jangan menduakan dia.
Jika dia mencintaimu dia tidak akan mengecewakanmu.

Regards,

Neptune,.
Untuk siapapun yang merasa telah menggantikan aku.
#neptunetime

Kepada Laki-Laki Yang Bersama Perempuan Kesayangan Saya

“Bung, Pernahkah bung merasakan begitu berantakan? Atau mungkin kesepian yang mendalam karena suatu hal, Atau mungkin bung pernah merasa bahwa bung adalah satu-satunya laki-laki yang berhak mencintai perempuan kesayangan bung, menganggap bahwa tidak ada orang lain yang barangkali cintanya jauh lebih besar dari bung sendiri atau mungkin merasa lelah dalam segala hal, kemudian bung ingin berhenti begitu saja.

Pernahkan bung merasa sangat kecewa dengan harapan, memupuk tinggi-tinggi asa kemudian dijatuhkan begitu saja, dan hal yang bung lakukan setelah itu adalah murung, menghabiskan waktu sendiri, berbagi duka dengan bergelas-gelas minuman beralkohol dan puluhan bungkus rokok berserakan, sebab saya lelah berdoa bung, saya lelah menjadi orang baik, atau mungkin bahasa kasarnya adalah saya lelah dengan diri saya sendiri, saya lelah menjadi orang payah, bung. Pernahkah?

Surat ini saya tulis di meja pojok kiri lantai satu peacock, warung kopi favorit saya. Jika bung tidak tahu, mungkin bisa bertanya kepada Keyla, perempuan kesayangan bung itu, saya biasa menghabiskan waktu di sini sendirian, dari sore sampai larut malam, sampai pagi lagi, sampai orang-orang telah bersiap-siap merapikan kerah baju mereka untuk memulai hari, dan saya baru pulang dari kafe itu, atau mungkin jika bung punya waktu, silahkan berkunjung ke tempat favorit saya itu, tanyakan kepada tukang parkir yang jaga selepas isya, saya sering berbagi rokok dan cerita berdua dengannya, dia pasti tahu saya, terkadang saya yang mendengarkan ceritanya, begitu juga sebaliknya, sambil terus mengepul asap dari mulut kita, jika sampai pagi, bahkan tak terasa saya habis dua bungkus rokok dengan beliau hanya dalam beberapa jam.

Dan saat saya menulis surat ini sendirian, mungkin bung sedang tersenyum menikmati waktu berdua dengan perempuan kesayangan bung itu, ah maaf, saya jadi melantur.

Sudah beberapa bulan berlalu, saya mendapati bung kembali berpacaran dengan perempuan kesayangan bung yang dulu, yang mana beberapa waktu lalu saat mungkin dia merasa butuh teman sesaat sebelum kembali dengan bung, 
saya ada untuknya waktu itu. Bung tahu? dia juga menjadi perempuan kesayangan saya juga, bung.

Kini tidak ada lagi waktu yang sama seperti apa yang saya lakukan dulu dengan dia, sebab bung sudah ada lagi. Kecuali kenangan pahit yang bung tidak akan mendengarnya. Entah apa yang perempuan kesayangan bung pikirkan waktu itu, dia membelah hati saya menjadi potongan-potongan kecil, bahkan lebih kecil dari cabai yang setiap pagi diiris oleh ibu saya sewaktu membuatkan sarapan untuk saya, ah tapi tenang, bung tidak perlu khawatir, saya tetap mendoakan perempuan bung dengan hal-hal baik, saya bukan pendendam.

Maafkan bung, kadang saya masih sering berandai-andai, menghitung hari demi hari, kapan saya bisa membuang waktu lagi dengannya lagi, saya rindu dia bung, sungguh.
Sampai di sini, ketika nanti memang bung bertakdir tetap menyanding perempuan kesayangan bung, yang juga kesayangan saya itu, saya ingin sekali berbicara sedikit munafik. Itu bukan salah bung, atau mungkin salahnya, itu kesalahan saya, mengapa saya datang tidak tepat waktu, di mana ternyata perempuan kesayangan saya itu belum beranjak dari masa lalunya dengan bung, juga karena waktu yang mengijinkan kita sempat berbagi waktu.

Seharusnya saya menyadari sejak awal, bahwa jika tokoh utama dalam cerita ini bukan saya, bung. Apalagi kita, saya dengan perempuan kesayangan bung. Tapi kalian, saya cukup menjadi figuran, menawarkan bahu kepadanya ketika bung tidak ada untuk perempuan kesayangan bung waktu itu.
Saya kalah, tapi lebih tepatnya dipaksa kalah. Cerita ini kemudian terasa begitu sakit untuk didengarkan, tapi saya tetap mencintainya, bung, seperti waktu pertama kali saya bertemu dengannya dulu.

Saya ingin titip pesan, bung. Bolehkah? Tolong peluk perempuan itu, kemudian bung kecup keningnya dan tatap matanya dalam-dalam,
atau jika sempat tolong usapkan lembut bibirnya dengan jemari bung, saya sering melakukannya dulu saat dia diam saja memikirkan sesuatu, entah, barangkali dia menyukainya. Tolong lakukan itu untuk saya bung, nanti bung akan melihat, di situ tersemai doa-doa, rasa cinta dan harapan saya yang harus mati menjadi lebur dimakamkan pada kedua bola matanya.

Salam untuk Keyla. Doa-doa baik saya untuk kalian.”

- AHN (From A To A)

Sabtu, 05 Agustus 2017

Teruntuk mahasiswa baru

Ini pesan saat nanti kalian akan daftar ulang ataupun mengurusi tetek bengek pendaftaran lainnya, terutama bagi yang datang dari daerah.

Jangan kaget ketika nanti kalian lihat banyak ragam orang yang mulai berbeda bahasa dan cara berpakaiannya dengan kalian. Berbeda pula stylenya dibanding kalian.

Jangan merasa kampungan atau merasa gak pede hanya karena kalian pake baju seadanya. Cuma pake kemeja lusuh punya bapak atau celana bahan bekas sekolahan. Sementara anak-anak kota yang kalian liat pake pakaian yang kekinian dan bermerk.

Jangan jadi tiba-tiba bete sama orang tua yang nganterin kalian hanya karena kalian liat anak-anak lain yang emak bapaknya mentereng. Pakaiannya berkelas, nggak kayak orang tua kalian yang cuma pake batik sama celana atau rok polosan plus sandal coklat atau hitam yang udah pada pudar.

Jangan bete juga kalo kalian cuma dianter naik ojek atau malah cuma jalan kaki sama emak sementara anak-anak yang kalian liat dianter mobil atau bahkan bawa mobil sendiri.

Jangan malu ngobrol hanya karena logat daerah kalian kental sementara anak-anak lain udah pake "lo" "gue" dan berbagai istilah anak gaul ibukota dan bahasa Indonesia mereka kota banget, yang kalo dibalikin ke kalian bisanya bahasa Indonesia yang formal kaku.

Jangan malu kalo huruf "e" kalian terasa banget Batak atau Minangnya. Jangan malu kalo medok Jawa kalian kental sekali. Jangan tiba-tiba diam bahkan sama orang tua sendiri ga ngobrol cuma karna malu kalo nanti ketahuan orang dari "kampung".

Jangan minder kalo lagi nunggu giliran trus pada nanya kos dimana, ada yang jawab di "apartemen x", atau "kos esklusif y", sementara kalian cuma ngekos 4jutaan kamar sempit dan wc di luar.

Jangan menghina diri sendiri ketika kaliat liat anak-anak kota putih bersih, halus terawat dan makeup-an sementara kalian kulitnya legam dan kasar karena sering ke ladang atau pantai bantu emak bapak. Seharian bersihin ini itu, sapu dan cuci ini itu, semuanya demi "disuruh" bantu emak.

DIK, itu semua hanya sesuatu yang fana. Tidak serius dan tidak pula perlu diseriusi atau diambil hati.

Ingat bagaimana dari daerah nun jauh di sebrang pulau sana kalian bawa semangat dari rumah? Waktu dinyatakan lulus dan orang tua kalian heboh ke seantaro kampung?

Ingat bagaimana orang sekampung melepas kalian? Makcik, Pakcik, Pade, Bude, semua kasih wejangan dan kasih "bekal" entah uang entah barang.

Ingat seminggu sebelum berangkat bapak kalian sibuk bongkar lemari demi cari baju terbaik buat anter kalian? Sampe cari pinjeman mungkin?

Ingat berapa jauh perjalanan kalian menuju kampus dambaan dan ngabisin uang perjalanan yang gasedikit? Belum lagi beli kebutuhan kalian di kosan? Bayar UKT?

Kalian ga pernah tau tanah mana yang dijual orang tua, emas mana yang digadai, atau pinjaman dimana yang diusahain ortu supaya kalian bisa kuliah.

JADI, jangan tiba-tiba minderan dan langsung patah hati untuk kuliah hanya krn liat temen lain yang gaya prakuliahnya so ibukota.

Santai aja. Apapun yang kalian pake ya pede aja asal sopan dan rapi. Mau jalan kaki ke kampus juga santailah, toh sehat dan percayalah ada ribuan mahasiswa lain termasuk senior kalian yang juga jalan kaki. Jadi kalian nggak jalan sendirin kok demi gelar sarjana :') *tsahhh

Tenang aja. Nggak usah malu jalan sama ortu yang gayanya biasa aja. Bangga harusnya, kalian bisa bawa mereka ke kampus ini dari berkilokilo jarak. Nikmatin jalan sama mereka dan keliling kampus. Kalian gapernah tau cerita besar mereka di kampung kelak ttg kampus anaknya.

Ngobrol aja, udah. Peduli apa orang bilang kalian bahasanya ndeso atau apalah. Nggak usah dipaksain bahasa gaul kaya yang lain. Nggak usah malu kalo harus ngomong bahasa daerah kalian.

Guys, percayalah anak-anak kota yang kalian liat juga dilahirkan dari orang tua yang asalnya dari suatu daerah entah Jawa, Kalimatan, Sumatera dimanapun. Jadi santailah. Toh, presiden RI selama ini kebanyakan suku Jawa dan santai aja ngomong medok.

Jangan ditutupilah asal daerah kalian. Malah kalo lagi daftar ulang dan kalian pale bhs daerah ntar kalian bakal nemu temen2 yang ternyata juga sadaerah. Dijamin senengggg deh momen2 itu.

Percayalah, akan banyak "sesuatu" yang nanti kalian temukan dan bisa membuat semangat kalian redam serta tingkat keminderan naik drastis apalagi saat kuliah.

Nah, jadi harus kuat dari sekarang. Pedein aja. Jangan mundur hanya karena ngerasa "terjajah" dan kalian nggak "ibukota" banget.

Percayalah, kesuksesan kuliah nggak akan berhubungan sama hal hal di atas. Lurusin niat, inget ortu dan kampung halaman. Waktu 4 tahun gak akan lama kerasa. Jadi gausah dipusingkan dengan tuntutan gaya hidup society.

Terakhir, SEMANGAT!!!
-Retno Nurul Aisyah

Rabu, 02 Agustus 2017

Juden

Hanya Bisa Berharap

Kau di Jakarta Selatan,
aku di Jakarta Pusat.

Kau atheis,
aku agnostik yang berusaha jadi theis.
Sama-sama busuk di bawah kaki  para fanatik. Hahaha.

Kau keturunan belanda-juden,
aku peranakan cina-betawi.

Kau suka Deep Purple,
aku menggilai Beatles.

Kau cinta anime,
aku gandrung film klasik.

Kau sarjana hukum yang kesasar jadi cici-cici tukang kelontong di glodok,
aku mahasiswa komunikasi yang jadi parasit numpang hidup di bawah kaki-kaki dewi kesenian.
Sama-sama terbuang dari kumpulan.

Ah,
memang kenyataan kadang tak sesuai harapan.
Dalam hati aku dan kau hanya bisa berharap,
semesta berpihak dengan kita.

Jakarta,
24.7.17
7.31 AM
-Svetochka-

Notes:
Juden: bahasa jerman, dalam bahasa inggris biasa disebut dengan "Jewish"
Glodok: kawasan Pecinan di Jakarta yang jadi pusat bisnia dan perdagangan

Selasa, 01 Agustus 2017

Kebetulan

Maaf, aku menjadi sepengecut ini.
Aku hanya tak tahu dengan cara apalagi aku bisa berpamitan tanpa melukai perasaan.
Jika bukan perasaanmu, biarlah perasaanku saja yang terluka.

Maaf, aku pergi sebab kali ini aku sungguh menyerah, kupikir aku akan merasa biasa saja nyatanya aku salah. Aku tak bisa berpura-pura lebih lama.

Maaf, aku pernah sebegitunya mengusik hidupmu.
aku bahagia pernah kamu bolehkan mengenal duniamu walau hanya sebentar dan sekadar.

Maaf, aku yang tak tahu diri, tak pernah mengaca siapa aku ini, tak seharusnya perasaan ini ada, tak seharusnya ia kupelihara sampai lama.

Maaf, aku belum bisa membunuh lalu mengubur dalam-dalam semua tentang kamu di kepalaku.
Namun aku berusaha, aku menjauh agar cepat lupa.

Kali ini, jangan kuatir, aku tahu bagaimana caranya mundur teratur.
bukan salahmu, jangan pernah menyalahkan dirimu.
kamu tak pernah memberi harapan, hanya khayalanku saja yang ketinggian.
hanya aku yang tak tahu diri, sebab mencintaimu hingga sebesar ini.

Aku pergi, ya
Kamu harus bahagia,
tetap semangat,
makan juga jangan telat.

Sampai jumpa pada kebetulan-kebetulan berikutnya.

—SatuHuruf

Senin, 31 Juli 2017

Diatas senja utama menembus malam hari

Malam itu pengumuman kelulusan sekolah kedinasan.

"Anda dinyatakan TIDAK LULUS karena tidak memenuhi kriteria di bidang kesehatan".

"Bagaimana bisa berangkat kepusat padahal di daerah sudah memenuhi kesehatan" pikir anak itu.

Sebelas orang teman sedaerahnya menangis keras, dan anak itu hanya tersenyum dan terus menenangkan rekannya.
Rekan sedaerahnya yg lolos memeluk anak itu dan menangis di bahunya. Hanya menangis kencang padahal ia lolos dan anak itu mengatakan "jangan nangis dasar lemah" tutur anak itu. Rekannya berkata "lu pasti dikasih jalan yg terbaik, lu udah gue anggep sodara sendiri, tetep semangat" tutur rekannya seraya terisak-isak. Dan anak itu tersenyum.

Malam itu seperti petir yg memecah awan. Tapi lagi lagi anak itu hanya diam. Ia bertanya dalam hati "kewajibanku sudah kulakukan dan sunnahpun sudah kulakukan, tapi hasil tidak sesuai apa yg kuminta, apakah ini suatu ujian dari-Mu?".
Anak itu memang kuat atau hanya berusaha kuat(?). Seluruh rekannya yg gagal menangis dan ia berusaha menyemangati. Ia tidak menangis hanya berpikir.

Diatas bumi maguwo
Dibawah langit Jogjakarta

Jatuh dari menggapai bintang dilangit
Bersiap untuk mengambil mutiara dilaut
Semangat rekan.

Selasa, 04 Juli 2017

Untuk Nonaku yang Berwajah manis di Tempat.


Selalu ada hal tentangmu dalam ingatan nona, dalam setiap waktu beberapa rindu sulit ku usir perlahan.
Nona, dari pertama kita dipertemukan hatiku seakan diberi magnet padamu. Ia berbicara meski tak terucap, ia meyakinkan diri ini berkali kali dan kau seakan menarik lebih kuat rasa ini ke puasaran ruang hatimu; tempat yang selalu ingin kususupi lebih jauh dan lebih dalam untuk mengenalmu dan memilihmu.

Nona, aku tak menyangka semesta memudahkan aku menujumu. Berbagai cara kulakukan agar obrolan kita selalu kau tunggu, dan begitupun diriku. Entah hal apa semakin larut kau bawa aku mengenalmu, kau ajak lebih jauh aku untuk lebih dekat. Aku suka dan kau tertawa lewat canda hingga akhirnya kita saling menumbuhkan rasa.

Nona, hari ke hari perasaan ini semakin menggebu bahkan aku tak sadar ia mengalir begitu saja pada tiap obrolan kita.
Nona, saban malam aku berbincang pada langit melalui doa. Aku terus memanjangkan sujud dan meminta; agar selalu ada dan bisa kapanpun untuk membuatmu tertawa, untuk membuatmu bahagia tanpa adalagi luka.

Nona, ketika kau terlelap di sana aku menjagamu dalam mimpi juga doa. Agar kelak, kebersamaan kita ini terus ada, dan berlanjut seterusnya.
Nona, hal-hal yang kita tempatkan di masing masing rasa aku tanamkan juga butir percaya. Dan pada matamu yang meneduhkan ada hal yang tak ingin kujatuhkan; gerimis di matamu.
Karena kau perlu tahu Nona, sebab sedihmu mungkin terlampau banyak namun izinkan aku sebagai pengusap dan pengusir tangismu yang terdepan dan yang paling kuat. Aku ingin menjadi bahu terdepanmu, aku ingin menjadi telinga yang senantiasa menerima apapun yang kau ceritakan setiap waktu.

Nona, Ketika aku sedang dilanda ragu
senyummu mengubah semua itu.
Raga yang kupaksa agar tak jatuh
sosokmu hadir menguatkan langkahku.
Nona, Saat semua menjauh dan menghilang
dengan mengingatmu perasaanku tak lagi bimbang.
Nona, Saat diamku berujung sepi
pelukanmu memecahkan sunyi dan ketika aku jauh darimu rindu sederhana membujukku untuk lebih lama menikmati kebersamaan itu.

Nona, aku memang tak bisa menjelaskan takdir kita seperti apa nantinya, tapi bolehkah aku menyebut namamu berulang ulang pada sepertiga malam. Agar kelak, usahaku menjadi cara yang tepat untuk memilihmu dan menjadikanmu pelengkap sebuah kehidupan.

Nona, teruslah di sampingku, teruslah menjadi menguatkan segala hal yang barangkali tak mampu ketempuh sendirian.
Nona, karena ada kau, hidup tak akan terasa sulit kujalani apapun kondisi dan kenyataannya.

Nona, Terima kasih telah mengubah hariku menjadi tak lagi abu, Terima kasih telah mempercayaiku untuk melangkah bersamamu.

Nona, Tetaplah menjadi rumah yang ternyaman, alasannya aku berteduh dari penat yang kurasa.

Terima kasih Nona, aku bahagia.

Senin, 03 Juli 2017

Bola

"Sayang, aku ingin tidur", ucap laki-laki itu sambil membaringkan kepalanya dipaha sang gadis.

Belum sempat gadis itu menjawab, laki-laki tersebut sudah memejamkan matanya. Sang gadis paham betul, laki-laki tersebut semalam kurang tidur— sebab ia menonton pertandingan sepakbola. Lalu ia tak bisa tidur sampai adzan subuh berkumandang.

Ternyata kebiasaan laki-laki itu belum juga hilang, jika ia begadang sampai larut pagi— ia akan bisa tidur nyenyak saat subuh tiba. Sigadis sempat bertanya, alasan laki-laki tersebut soal perihal itu, lalu ia menjawab dengan enteng— agar ia tidak kebablasan untuk sholat subuh. Itu sebabnya ia tidur setelah adzan subuh.

Lalu gadis itu tersenyum, melihat wajah laki-laki yang begitu damai, saat ia terlelap diatas pahanya.

Dan sampai akhirnya gadis itu berucap kepada sang laki-laki. Bukan— sepertinya tak pantas jika disebut berucap, lebih tepatnya adalah bisikan. Bisikan yang sangat halus— mungkin anginpun tak mampu untuk mendengarnya

"Bahagia selalu ya?
Sayang, saya paham
Tak selamanya kita akan seperti ini", bisik sang gadis diberi jeda

Lalu ia melanjutkan,

"Siap tak siap, tega tak tega.
Jika takdir tak berpihak— kita tak bisa berbuat apa-apa".

—9445
#storiesof9445

Selasa, 27 Juni 2017

AADC 2

Waktu nonton AADC 2, emang greget mau dibilang apa juga. Cukup berkulitas kalo menurut gue. Tapi ternyata, musti diresapi hikmah dengan sudut pandang lain.
Ini salah satunya,

[14 TAHUN AKU NUNGGUIN KAMU!]

Familiar dengan kalimat tersebut?
Atau yang ini

“Rangga, yang kamu lakukan ke saya itu.. JAHAT!”

Teruntuk kamu yang sedang dibuat menunggu sesuatu yang boleh jadi datang, boleh jadi tidak, mari luangkan waktumu sedikit untuk memikirkan hal ini:

Jika kamu adalah Cinta, apakah kamu juga akan bilang bahwa Rangga jahat?
Sangat mungkin.
Namun, jika dipikirkan kembali, bukankah Cinta punya pilihan untuk tetap tinggal atau tidak menunggu sama sekali?

Untuk wanita-wanita baik yang sedang dibuat menerka-nerka tentang sesuatu yang boleh jadi ada, boleh jadi tidak, ingat pesan ini baik-baik :

“Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan pada kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya” – Imam Syafi’i

Mari tanyakan pada titik kecil disudut terjauh, tanyakan pada hati masing-masing , apakah ia sudah meletakkan harapan ditempat yang tepat?

Jika jawabannya “belum”, maka sekarang waktu kita untuk berbenah.
Kenapa kita harus ragu dan dibuat terus-terusan menunggu?
Padahal jelas-jelas Allah sudah memberikan jaminan pada kita :

“ wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) ” An-nuur: 26

Maka itu, lepaskanlah.
Kamu dan dia sama-sama manusia.
Kamu dan dia sangat mungkin untuk saling mengecewakan.

Fokusmu bukan untuk menunggunya, fokusmu adalah untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik.

Dan hatimu? ia berhak akan ketenangan.

Apalagi yang kau cari?
Percayalah.. menemukan akan lebih indah daripada mencari.

Atau mungkin kau yang akan ditemukan?
Siapa yang tahu?

“Tetapi laut, ombak, dan isinya selalu menjadi misteri yang tak terduga-duga, bukan? Orang yang kau sangka belahan jiwa sering kali hanyalah perantara, atau justru pengalih perhatian dari belahan jiwamu yang sesungguhnya.” - Fahd Pahdepie

Lepaskanlah..
maka yang terbaik akan datang.

Hei! kisah-kisah di drama yang kau saksikan, cerita cinta dalam buku yang kau baca, dan dongeng- dongeng yang melegenda,itu semua ada penulisnya.

Tetapi kisah cintamu, siapa penulisnya?

Allah.

Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kamu mau meyakini bahwa kisah kamu pastilah yang terbaik yang dituliskan?

Lepaskanlah.
Maka yang terbaik akan datang :)

Jika suatu hari kamu dibuat ragu, mungkin kamu perlu ingat kutipan dibawah ini :

Kamu tahu? tidak ada kabar adalah kabar, yaitu kabar bahwa tidak ada kabar.
Tidak ada kepastian juga adalah kepastian, yaitu kepastian bahwa tidak ada kepastian.
Hidup ini juga memang tentang menunggu, Menunggu kita untuk menyadari : kapan kita akan berhenti menunggu. – Tere Liye

Minggu, 25 Juni 2017

Antara Eduard Douwes Dekker dan Ernest Douwes Dekker

selama ini banyak banyak buku sejarah di sekolah yang menerangkan bahwa Douwes Dekker adalah penulis buku Max Havelaar dengan nama samaran Multatuli. Isi buku menceritakan penderitaan rakyat selama 31 tahun sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Buku itu menggegerkan warga Belanda, akhirnya tanam paksa dibubarkan. Douwes Dekker juga ikut mendirikan Indische Partij dan merupakan tokoh tiga serangkai. namun tahukah anda bahwa Douwes Dekker Multatuli dan Douwes dekker tiga serangkai adalah dua orang yang berbeda ?

Selama saya belajar sejarah dari SD-SMA tidak pernah ada guru sejarah yang menjelaskan tentang ini. jadi akhirnya tertanam dalam pikiran saya bahwa Douwes Dekker adalah satu orang yang menulis max havelaar dan juga tokoh tiga serangkai. hingga akhirnya kejanggalan muncul di benak saya ketika membaca tentang tiga serangkai. dan akhirnya saya memutuskan untuk mencari tahu.

Douwes Dekker merupakan nama keluarga (Surname) Belanda. atau kalau disini kita taunya Marga. dan kedua orang ini memiliki nama marga yang sama dan masih memiliki hubungan keluarga. Eduard Douwes Dekker atau Multatuli dan Ernest Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi

Eduard Douwes Dekker, yang mempunyai nama Samaran Multatuli lahir di Amsterdam, 2 Maret 1820. Dia adalah orang Belanda yang menentang keras Sistem Tanam Paksa (Culture Stelsel), Douwes Dekker menceritakan penderitaan rakyat pribumi karena tanam paksa dalam bukunya yang berjudul Max Havelaar. Buku inilah yang banyak di baca orang orang liberal Belanda. buku ini salah satu yang mengilhami munculnya politik etis (Balas Budi) di Hindia Belanda. dan Eduard Douwes Dekker memiliki saudara bernama Jan Douwes Dekker yang memiliki cucu Ernest Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi). jadi bisa di bilang Eduard Douwes Dekker masih kakek dari Ernest Douwes Dekker.

Sementara, Ernest yang mempunyai nama lengkap Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (EFE Douwes Dekker) atau Danudirja Setiabudi lahir di Pasuruan 8 Oktober 1879. darah pribumi mengalir di tubuhnya. Mungkin sebab itu juga, dia lebih suka disebut sebagai orang Indonesia daripada orang Belanda. Pada awal pergerakan Nasional bersama Ki Hajar Dewantoro dan dr. Cipto Mangunkusumo yang tergabung dalam Tiga Serangkai, Danudirja Setiabudi mendirikan organisasi Indische Partij.  Danudirja meninggal dan dimakamkan di Bandung tanggal 28 Agustus 1950. Dan mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional.

Kedua orang ini memiliki kontribusi yang besar bagi bangsa kita. Eduard dengan Buku Max Havelaar yang membuka mata kaum belanda tentang kondisi rakyat hindia belanda dan Ernest dengan prinsip nasionalisme dan Indische Partij dalam Pergerakan nasional.
nah sekian.. semoga bermanfaat. jangan pernah merasa bosan belajar sejarah. apalagi sejarah tentang bangsa kita.

Sumber: wikipedia dan buku" sejarah SD-SMA

Sabtu, 24 Juni 2017

Hotel

tolong,
jadikan aku satu-satunya tempatmu untuk berbagi cerita saat kau merasa gundah,
jadikan aku satu-satunya tempat untuk mendengarkan semua keluh kesah,
jadikan aku satu-satunya tempat peristirahatan paling nyaman saat kau lelah,
dan,
tolong,
jadikan aku tempat yang kau sebut sebagai rumah.

namun,
jika kamu menjadikan aku tempat peristirahatan sementara,
sebisa mungkin, aku mencoba untuk baik-baik saja,
karena apapun yang terjadi padamu,
aku akan selalu ada.

Sakit

ada rindu yang tak terobati,
ada cinta yang tak dibalas,
ada aku yang tak pernah dianggap,

se-menyakitkan inikah mencintaimu dalam diam?

Selasa, 20 Juni 2017

Q

pepatah pernah bilang "tak kenal maka tak sayang"  buat apa kenal buat apa sayang kalo ujungnya di asingkan kembali

Kamis, 15 Juni 2017

Perampok cerdas

Perampok berteriak kepada semua orang di bank :

” Jangan bergerak! Uang ini semua milik Negara. Hidup Anda adalah milik Anda ..”

Semua orang di bank kemudian tiarap.

Hal ini disebut “Mind changing concept – merubah cara berpikir“.

Semua orang berhasil merubah cara berpikir dari cara yang biasa menjadi cara yang kreatif.

Salah satu nasabah yang sexy mencoba merayu perampok. Tetapi malah membuat perampok marah dan berteriak, ” Yang sopan mbak! Ini perampokan bukan perkosaan!”

Hal ini disebut ” Being professional – bertindak professional“. Fokus hanya pada pekerjaan sesuai prosedur yang diberikan.

Setelah selesai merampok bank dan kembali ke rumah, perampok muda yang lulusan MBA dari universitas terkenal berkata kepada perampok tua yang hanya lulusan SD ” Bang, sekarang kita hitung hasil rampokan kita”.

Perampok tua menjawab. ” Dasar bodoh, Uang yang kita rampok banyak, repot menghitungnya. Kita tunggu saja berita TV, pasti ada berita mengenai jumlah uang yang kita rampok.”

Hal ini disebut “Experience – Pengalaman“. Pengalaman lebih penting daripada selembar kertas dari universitas.

Sementara di bank yang dirampok, si manajer berkata kepada kepala cabangnya untuk segera lapor ke polisi. Tapi kepala cabang berkata, ” Tunggu dulu, kita ambil dulu 10 milliar untuk kita bagi dua. Nanti totalnya kita laporkan sebagai uang yang dirampok.”

Hal ini disebut “Swim with the tide – ikuti arus“. Mengubah situasi yang sulit menjadi keuntungan pribadi.

Kemudian kepala cabangnya berkata,” Alangkah indahnya jika terjadi perampokan tiap bulan.”

Hal ini disebut “Killing boredom – menghilangkan kebosanan“. Kebahagiaan pribadi jauh lebih penting dari pekerjaan Anda.

Keesokan harinya berita di TV melaporkan uang 100 milliar dirampok dari bank. Perampok menghitung uang hasil perampokan dan perampok sangat murka. “Kita susah payah merampok cuma dapat 20 milliar,orang bank tanpa usaha dapat 80 milliar. Lebih enak jadi perampok yang berpendidikan rupanya.”

Hal ini disebut sebagai “Knowledge is worth as much as gold – pengetahuan lebih berharga daripada emas“.

Dan di tempat lain manajer dan kepala cabang bank tersenyum bahagia karena mendapat keuntungan dari perampokan yang dilakukan orang lain.

Hal ini disebut sebagai “seizing opportunity – berani mengambil risiko“.

Selamat mencermati kisah diatas. Meski mengandung humor namun ada point-point yang bisa kita tangkap dari humor bisnis di atas...

Apakah anda bisa melihat, mengapa bangsa ini selalu ada keributan ?

Kisah Perampokan diatas, adalah representing segala sesuatu yg terjadi di Negara ini.

Rabu, 14 Juni 2017

Ganda

Apa yang kau beri ke perempuan, ia akan mengembalikannya padamu lebih hebat lagi. Jika kau memberinya sperma, ia akan memberimu bayi. Jika kau memberinya rumah, ia akan memberimu tempat untuk pulang. Jika kau memberinya perhiasan, ia akan memberi makanan. Jika kau memberinya senyuman, ia akan memberimu hatinya.

"Perempuan melipat gandakan".

Jadi, jika kau menganggapnya sampah, siap-siap di-anggapnya sebagai kotoran. 

Senin, 12 Juni 2017

Bandingkan

Kita semua ditempatkan di situasi yang berbeda-beda, dan dengan rasa sakit yang berbeda-beda juga. Pernah gak sih mikir kita terkadang terlalu fokus dengan rasa sakit, dan selalu membanding-bandingkan?

"Ah si A mah enak, cintanya dibalas si B." cinta dibalas mah memang enak, but we don't know sebenarnya mereka itu seperti apa. Lalu si B bilang "Ah si A mah hidupnya kaya raya, semuanya ada." padahal si A nangis tiap malam dengerin orang tuanya bertengkar.

Intinya, kita stop aja membanding-bandingkan. Semua ada pro and cons nya sendiri. Yuk, mulai dari hal sederhana, dengan tidak membanding-bandingkan penderitaan kita dengan orang lain. We are all a warrior.

Oh iya, jangan menggantungkan kebahagiaan kita dengan orang lain juga, be your own happiness. Karena kita raja bagi diri kita sendiri

Much love, XD.

Jangan lupa b a h a g i a.

Banyak peran

Lucu bukan? ketika seseorang bisa memainkan banyak peran dihidupmu; menjadi seorang teman, kekasih dan

























































orang asing.

What If

What if in the future, we will meet again, but as a stranger. A stranger with memories, but what if, it's still possible for us to fall in love, once again? and what if, that time, everything will work perfectly?

— And what if and what if..

Salah logika

Kesalahan logika yang dalam bahasa Inggris disebut 'logical fallacy' adalah hal yang seharusnya dihindari tapi justru umum dijumpai dalam setiap perdebatan, mulai dari yang disiarkan di tivi, debat di warung kopi, debat di SMA, sampai pada debat di sosial media.

Logical fallacy yang paling sering dijumpai ada 6, sbb.:

1. ARGUMENTUM AD HOMINEM
Yakni menyerang pribadi lawan, bukan argumennya. Contoh:
A : "Kita harus senantiasa menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia."
B : "Lho keluarga kamu sendiri berantakan kok, jangan sok ngurusin orang lain deh kalau ngurus anak bini sendiri aja gak bisa!"
Kesalahan: Alih-alih mematahkan argumen si A, si B justru langsung "menghunus keris" padanya. Jadi, si B shoots the messenger, not the message.

2. STRAWMAN FALLACY
Yakni menciptakan 'manusia jerami' (image palsu) untuk diserang, bukan argumen aslinya. Contoh:
A : "Hari ini ada acara sama teman, jadi gak bisa nganterin kamu ke mall."
B : "Jadi kamu udah males antar jemput aku? Udah gak sayang lagi sama aku? Kamu egois!"
Kesalahan: si A hanya bilang demikian, mengapa si B melontarkan argumen (manusia jerami) yang tidak relevan? Biasanya yg nuduh egois itulah yg egois asli.

3. APPEAL TO EMOTION
Yakni menggunakan emosi sebagai dasar sebuah argumen. Contoh:
A : "KPK menangkap tangan Staf Menteri Hukum dan HAM bernama Afi sebagai penerima suap."
B : "Tidak mungkin, selama ini dia sangat baik dan bijak. Lihat saja tulisan-tulisannya dan penampilan dia yang sangat agamis itu!"
Kesalahan: Yang bisa dijadikan tolak ukur sebuah kebenaran adalah data dan bukti empiris, bukan penilaian berdasarkan emosi yang subyektif ataupun agama seseorg.

4. ARGUMENTUM AD POPULUM/BANDWAGON FALLACY
Yakni mendasari kebenaran argumen dengan suara mayoritas. Contoh:
A : "Menurut penelitian, merokok tidak baik bagi kesehatan."
B : "Orang jaman dulu kebanyakan merokok, tapi mereka sehat-sehat aja tuh!"
Kesalahan: B tidak otomatis mematahkan kebenaran argumen A hanya karena dia menyimpulkan suatu penilaian dari pandangan terhadap mayoritas.

5. APPEAL TO AUTHORITY
Yakni mendasarkan argumen pada pendapat orang yang berpengaruh/punya otoritas. Contoh:
A : "Ada apa dengan sekolah itu?"
B : "Kata Pak Bupati, sekolah X adalah sekolah yang paling angker di daerah sini. Berarti benar kan dugaanku!"
Kesalahan: Hanya karena Pak Bupati mengatakan suatu hal, bukan berarti hal itu otomatis jadi kebenaran.

6. FALSE DILEMMA
Yakni sering juga disebut dengan 'argumen hitam-putih', sederhananya adalah argumen yang "kalau tidak gini pasti gitu". Contoh:
A : "Dukung KPK atau tidak?"
B : "Tidak"
A : "Jika tidak dukung KPK berarti koruptor!"
Kesalahan: A melontarkan kesimpulan "koruptor" pada B sebagai satu-satunya opsi, padahal A tidak seharusnya mengesampingkan faktor2  lain yang bisa mendasari keputusan B tidak mendukung KPK, dan bisa saja si B pun tidak anti KPK.

6 macam Fallacy tsb di atas hanya sebagian saja, sisanya bisa Anda cari

Usahakan untuk tetap menjaga kesantunan dan etika.

Selamat merawat akal sehat,  yaa..

Minggu, 11 Juni 2017

Tentang Jarak

Jarak bisa berarti banyak hal.

Ribuan kilometer terpaut. Dia di ujung dunia yang satu, kamu di ujung dunia lainnya.

Penantian terhadap dering telepon. Nada-nada sambung yang tak jarang tidak terjawab, menimbulkan tanya dimana ia berada? Sibuk kah?

Pucuk-pucuk surat dalam kotak pos. Goresan-goresan emosi tergulir jelas dalam kalimat-kalimat penuh tekanan.
Ia rindu.

Itu jarak.

Namun tunggu,
Bagaimana dengan mereka?

Yang berjarak antara masjid dan pura?
Menyerukan cinta dan kasihnya dengan cara yang berbeda.
"Jika Istiqlal dan besakih bernyawa, apakah mereka akan saling jatuh cinta, seperti kita?"

Bagaimana dengan dia?

Yang berjarak antara akhirat dan dunia?
Menguapkann kerinduan lewat doa dan air mata. Menahan sesak di dada yang penyembuhnya pun sudah tak kasat mata.

Jarak. Jarak. Jarak.
Aku sudah muak.

Krisis moral

Ada seorang perempuan berjalan di muka publik tanpa mengenakan busana. Dia berbelanja, membawa banyak barang, dan... kau tau, tanpa busana.

Orang-orang berkata, ia mengganggu kenyamanan publik. Ia melakukan pornoaksi. Ia memalukan. Ia meresahkan masyarakat. Ia menjijikan dan hina dina.

Lalu apa yang dilakukan orang-orang? Mengambil ponsel mereka dari saku, membuka aplikasi kamera dan merekamnya. Tidak cukup merekamnya, mereka menyebarluaskannya. Ke teman-teman, ke sanak saudara, bahkan ke media sosial.

Kebodohan yang membuat kita, seharusnya, tidak habis pikir.

Mengapa tidak ada dari mereka yang menghampiri si perempuan, memberikan kain atau apalah untuk melindungi tubuhnya dari santapan mata publik yang nyinyir, mengajaknya ke suatu tempat tertutup, atau mengantarnya pulang? Tidak adakah?

Jadi merekam hal itu dengan ponsel pintar dan menyebarluaskan ke media adalah tindakan yang lebih pintar daripada menghampiri dan menawarkan bantuan. Pintar sekali.

Benar ada orang-orang yang melaporkan tindakan si perempuan ke kantor polisi, tapi saya masih bertanya-tanya, untuk apa? Supaya si perempuan ditangkap dan dipenjara? Kau sendiri tidak tahu asal muasal penyebab ia melakukan hal itu. Kau sendiri tidak peduli saat si perempuan berjalan di depanmu, kau dari jauh mungkin menegurnya, tapi bagimu cukup rekaman bagus tersimpan untuk kau laporkan. Kau sama sekali tidak menolong apa-apa.

Orang-orang membicarakannya di media sosial. Rekaman video itu muncul di mana-mana, diikuti drama-drama tentang gadis kaya yang putus hubungan dari pacarnya, gadis kaya yang tinggal di apartemen mewah, apapun saja yang membuat keriuhan ini jadi semakin seru. Oh! Jangan lupa hadiah menarik yang dijanjikan kepolisian bagi siapa saja yang berhasil mengungkap identitas si perempuan.

Pertanyaan menariknya, apakah jika yang berjalan tanpa busana itu adalah laki-laki, bukan perempuan, kau akan melakukan hal yang sama? Media akan memberitakan hal yang sama? Publik akan sama tertariknya? Tidak.

Di negara ini, kau mungkin sudah terbiasa melihat manusia-manusia 'terbuang' di jalan-jalan, lusuh, tanpa busana, tanpa tujuan, hilang akal, tak dianggap oleh keluarganya. Dan kau tidak peduli jua, bahkan tidak merekamnya untuk 'dijual' ke media sosial, kecuali untuk jadi bahan candaan.

Pernah melihat sebuah candaan tentang foto pria tanpa busana mengendarai motor? Entah datang darimana foto itu, saya juga tidak akan menyertakannya supaya kamu bisa lihat dan ikut menertawakan. Tapi kita semua cukup tahu jenis komentar seperti apa yang hinggap pada foto seorang pria tanpa busana di atas motor itu. Foto itu menjadi meme, candaan, hiburan, tertawaan, tanpa ada yang mempertanyakan kenapa dan tanpa ada yang melaporkan ke polisi supaya si pria ditangkap dan dipenjara atas tuduhan pornoaksi.

Kita terlalu sering mengobjektifikasi orang lain, tubuhnya, perkataannya, sikapnya, tindakanya... entah sebagai sebuah kesalahan atau menjadi bahan tertawaan, tanpa pernah sedikitpun mencoba untuk memahami lebih dalam; ada apa dibalik itu semua. Kita terlalu pintar dan cekatan mengunggah hal-hal yang kita rasa menarik ke media sosial, untuk kesenangan pribadi, lupa pada dampaknya, lalu hanya bisa meminta maaf pada akhirnya.

Jadi, akal sehat siapa yang perlu dipertanyakan?

Jumat, 09 Juni 2017

Hate them

"Sometimes I get so excited telling people how much I hate them."

".....but why?"

"Because no matter how I tell people how much I love them, they leave."

— So I keep telling people how much I hate them, maybe they will stay?

Masa lalu

"Masa lalu, biarlah masa laluuuu...
Jangan kau ungkit, jangan ingatkan
akuuuu...."

Masa Lalu - Inul Daratista.

-----

Kamu tertawa, eh?
Hahahahahaha, saya juga kok.
Kocak ya lagunya?
Tapi kalau dilihat pemilihan kata dalam liriknya, maknanya dalam juga ya?

Hmm,
Kesalahan saya (atau mungkin kamu juga, entahlah) akhir-akhir ini adalah terlalu tergesa.
Tidak sepenuhnya berhenti untuk mendengar dan mengerti tapi sudah berkomentar saja.

Mungkin benar adanya maksud dari kutipan;

"Kegagalan terbesar dari komunikasi adalah manusia mendengar untuk menjawab, bukan untuk memahami."

Seseorang mungkin mendengar, namun belum tentu mengerti, apalagi peduli.

Semoga saya, kamu, serta siapa saja, mampu senantiasa memperbaiki diri.

Tulisan lama.
Aku sayang Inul (dan papi Adam)

Pluto

You are my sun,
but sometimes,
you shine too bright,
honey.
And it's burning my skin.
But still, I'll love you. 

You are my moon,
but I have to wait,
till the night comes,
to see you. 
And waiting is hurting me.
But still, I'll love you with
my skin burning and my heart
tired of waiting.

You are my stars,
but I got lost,  guessing,
which star you really are.
But still, I'll love you with
my skin burning,  my heart aching
and my mind confusing. 

You are my whole universe,
but what am I to you?

I am just your Pluto.

Because I am just
too
far
from
you.

— Your Pluto

Sabtu, 03 Juni 2017

Hanya aku

setelah malam, bangunlah aku dengan pertanyaan bernada sedikit surealis ---

"lalu, kau anggap aku ini sebagai apa selain sebagai makhluk yang di utus-Nya untuk selalu bisa menuliskan tentangmu?"

kerna, jika sebagai penulis puisi, terlalu banyak yang seperti itu di muka bumi ini.
tapi, jika sebagai yang mencintaimu, diantara mereka, mungkin, hanya aku saja.

Tenggelam

Bagaimana rasanya tenggelam?

       Pada kedalaman 30 meter di bawah air, manusia akan kehilangan kemampuan untuk mengenali arah. Tak mampu membedakan atas dan bawah, tak mampu menelaah.

        Kamu tak perlu berada dalam air untuk tenggelam ataupun menenggelamkan. Ada orang yang tiap hari tenggelam dalam dunianya sendiri, mereka minta pertolongan, sungguh mereka minta, namun seringkali kita makin menenggelamkan mereka. Mendorong kepalanya makin dalam, menaruh beban agar ia tak bisa keluar.

Lalu kita tertawa, karena menganggapnya drama.

Tulisan ini ditujukan;

    Untuk mereka yang menangisi diri mereka sendiri sebelum tidur, kemudian dengan berani menghapus segala jejak airmata dan menggantinya dengan tawa. Tak seorangpun yang tahu apa yang mereka rasa. Mereka ada, dan hidup disekitar kita.

    Untuk mereka yang menenggelamkan diri bersama buku dan pena di sudut ruang, karena tak ada seorangpun yang menganggap mereka normal dan mau menjadi teman. Persetan dengan label normal! Kalian pintar! Kalian berharga! Kalian spesial!

     Untuk mereka yang selalu menghindari kegiatan olahraga akibat kurang percaya diri dengan tubuh mereka. Tidak ada manusia yang sempurna, bahkan artis elit pun punya selulit.

    Untuk mereka yang tidak mempunyai fasilitas sebaik teman sekelas. Hidup ini tidak rata, namun akan selalu adil. Semua kekurangan akan melebihkanmu pada sisi lain.

    Untuk mereka yang seringkali berpikir untuk menyerah. Kalian tidak sendiri. Semua akan baik-baik saja pada akhirnya.

Jumat, 02 Juni 2017

Fall

what
is
this

what
are
we

too
early
to
be
called
love

too
risky
to
be
in
love

f
a
l
l
i
n
g
for
you

i think,
i think i would
i might already did
because if i didn't
i wouldn't
ache
for
you.

—Pradhipta / 19:24

Sabtu, 27 Mei 2017

Love

You were never meant for me. No matter how much I wished, or how much we wished, we just don't belong to each other.

Maybe, in another lifetime, in another piece of another universe, beyond the outerspace.
We'll get our second chance.

[You quit loving me, but I never did.]

Penaku Bukan Penamu

“Menulis bisa jadi pelarian paling setia dari patah hati. Saat kamu tak sanggup untuk bicara lagi, ubahlah kata-katamu menjadi rangkaian huruf yang penuh ironi. Buat semua orang tahu bagaimana dulu kamu jatuh dengan cinta, dan sekarang terjatuh tanpa sisa.”
.
.

Jika benar begitu, Sayang, aku pasti sudah berdosa sebab bercumbu dengan ribuan diksi yang mendesah.

Jika benar begitu, Sayang, aku pasti sudah terlena sebab mabuk dengan botol-botol berlabel aksara.

Jika benar begitu, Sayang, aku pasti sudah terkenal sebab tulisan yang dengan jalang beredar di pasaran.
.

Tapi nyatanya, penaku tak pernah menyentuh kertas, dan kata-kataku sudah terlanjur tumpas, terbawa oleh rasamu yang kini kandas.

Rabu, 24 Mei 2017

Jatuh Cinta

Jatuh cinta selamanya akan indah, asal kamu terlibat dalamnya.

Saya melihatnya jatuh cinta,
Begitu anggun mempesona,
Ia memang tak mengakui pada awalnya,
Ah, tapi hal apa yang bisa ia tutupi dari saya?

Ia kembali jatuh cinta, pada orang yang sama.
Pada lelaki yang delapan belas bulan belakangan memiliki hatinya.

Kisah mereka memang pernah kandas,
namun cinta tak semudah itu mereka lepas.

Perpisahan tak membuat mereka menyerah.

Ia jatuh cinta, ketika saya mulai memiliki rasa.

Saya melihatnya jatuh cinta,

Sekali lagi,
Ia jatuh cinta pada orang yang sama,

Pada lelaki yang bukan saya.

Tenang saja, saya tidak apa-apa. Bahagia selalu, ya.

Selasa, 23 Mei 2017

Sore Itu

"Kamu mau yang mana? Level tiga?" tanyaku sambil meliriknya dari ujung mata.

Ia berjinjit, berusaha menyipitkan mata saat melihat daftar papan menu.

"Hm, iya yang biasanya aja. Apalagi ya? Bacain dong. Lupa bawa kacamata, mataku minusnya makin parah."

Aku membacakan daftar menu dan ia mendengarkanku sambil sesekali menimbang-nimbang antara membeli es krim atau sekedar cupcake. Alisnya mengerut, pipinya memerah, dan aku makin jatuh cinta.
------

Kami duduk berhadapan. Ia sibuk memakan es krimnya ketika aku tinggal untuk cuci tangan.

"Kamu mau kulit ayamku? Punyamu kena saus semua, sudah bukan kulit krispi lagi."

Aku memisahkan kulit ayam dari piringku, kemudian meletakkan kulit ayam itu di piring miliknya.
Ia memandangku sekilas, kemudian berkata;

"Kamu kan juga suka? Kenapa buat aku?"

"Aku lebih suka kamu." jawabku seraya menyedot minumanku.

Sejenak, hanya sejenak, aku melihat pipinya memerah. Ia tersenyum. Manis sekali.

"Yaudah, ini buat kamu kalo gitu." ujarnya sambil menyodorkan saus cocolan kejunya padaku.

"Eh, kok? Aku ikhlas, beneran deh. Kamu ga perlu ngebales gini. Kamu kan juga suka." tolak ku.
Ia tersenyum, dan berkata;

"Aku juga lebih suka kamu...."

"....aku tahu kamu suka kejunya. Ini buat kamu."

Ia memandangiku, dan kini pipiku ikut memerah.

Ia menyukaiku.
Ia mencintaiku.

Tak ada kata cinta sore itu, namun kami berdua makin tergila-gila satu sama lain.

Kami saling menyatakan cinta lewat tawa, tanpa kata.

Senin, 22 Mei 2017

Untuk Kamu

Akan ada orang yang selalu siap sedia untukmu, dua puluh empat jam dalam sepekan.
Yang bahkan untuk menoleh padanya saja kamu enggan.

Akan ada orang yang tak bisa tidur semalaman, akibat siang tadi melihat senyummu yang menawan.
Yang bahkan menegurmu saja ia segan.

Sudah cukup lama saya memendam rasa,
yang seakan takkan pernah kehilangan asa.

Saya tahu ini tidak akan pernah menjadi nyata,
akan ada orang-orang yang saya cinta namun untuk menggapainya saja saya tidak akan bisa.

Akan ada orang yang harus kamu relakan,
Akan ada orang yang selamanya hanya menjadi angan.

Kamu
terlalu
sempurna,
untuk
saya
yang
sederhana.

Maaf, aku hanya mampu menjagamu lewat sudut mata

Minggu, 21 Mei 2017

Untuk Perempuan

Untuk semua perempuan yang kebetulan membaca,

Jangan pernah takut menjadi tidak cantik secara fisik. Ada ribuan hal lebih bermakna dan berharga dibanding sekadar tampilan yang tanpa noda.

Lakukan segala hal yang kamu mau dan bisa, tak perlu pedulikan apa kata mereka, orang lain hanya akan tetap menghina dan mencela sebaik apapun yang telah kamu berikan.

Segala aksi akan menimbulkan reaksi, begitu pula nanti setelah kamu melakukan apapun yang kamu cintai. Adalah baik menjadi berbeda, namun jangan lupa, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang berguna bagi sesama.

Jadilah pintar, jadilah mandiri, jadilah lembut, jadilah bijaksana. Hal-hal itu lebih baik daripada cantik sekadar cantik yang fana.

Pakailah celana, pakailah riasan wajah, pakailah gaun, pakailah kerudung, pakailah apa saja yang mengekspresikan dirimu. Perempuan bukan tentang apa yang mereka kenakan.

Sungguh, kalian lebih daripada itu.

Kalian mampu mengubah wajah dunia, sebab sebenarnya, wajah dunia adalah wajah kalian sendiri.

Perempuan bukan individu kelas dua.

Semoga senantiasa bahagia!!